Berilah, Maka Kau akan diberi

Bismillah,
Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang
berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu
dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan.

Maka pria itu menghentikan mobilnya yg butut di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.

Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada
seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria iniakan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan
kelaparan.

Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di
sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutanitu membuat sang nyonya tambah kedinginan.

Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya.
Masuk ke dalam
mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan."

Wah, sebenarn ya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak.

Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu.. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.

Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu.

Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang
nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu.

Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.

Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin
membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."

Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari
itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman
ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.

Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe
kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan
menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua.. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.

Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari.

Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya
mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran.

Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya.

Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan.

Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $ 100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu.

Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.

Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita
itu:
"Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah
ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang
sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan
saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini
berhenti padamu.'"

Di bawah lap itu terdapat 20 lembar uang kertas $ 100 lagi.
Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja.

Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu.

Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika
suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan
ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres.
Aku mengasihimu, Bryan!"


Dari kisah ini dapat kita simpulkan bahwa dengan kita memberi/menolong sesuatunya dengan ikhlas, maka akan sangat mudah kita mendapatkan pertolongan Allah, dan kita mendapatkan pertolongan lebih besar.
Semoga satu kisah ini bermanfaat untuk kita semua.

BY: SOLITE (Cerdas, Bersahabat, dan Bermanfaat)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar