Kejujuran Yang Membawa Keselamatan

Bismillah,
Pada suatu hari seorang anak muda dari desa akan pergi ke kota untuk menuntut ilmu.
Sebelum pergi, anak muda itu memohon kepada ibunya untuk diberi nasihat.
Lalu ibunya berkata kepada anaknya "anakku, berjanjlah padaku bahwa dimanapun dan kapanpun kau berada, kau harus bersikap jujur".

Kemudian ibunya membekali anaknya dengan memberi uang sebesar 400 dirham.

Setelah berpamitan dengan ibunya, anak itu lalu pergi dengan menunggang kuda.

Namun ketika diperjalanan, anak itu dicegat oleh para perampok. Dan mereka dengan kasar bertanya kepda anak itu, "beritahu kami berapa uang yg kau bawa,,??"

Anak muda itu menjawab, "aku membawa uang 400 dirham".

Mendengar jawaban anak itu, kepala perampok tidak percaya, bahkan dia merasa diejek. Maka dia berkata, “hei, kurang ajar kau! Anak kecil seperti kau sudah berani mengejek aku. Pergilah dari sini! Kalau tidak akan kutebas batang lehermu.”

Mendengar perkataan si kepala perampok itu, anak muda itu cepat cepat pergi. Tetapi beberapa hari kemudian, ditengah tengah perjalanan ia berjumpa lagi dengan kepala perampok itu. Kepala perampok itu kemudian bertanya lagi, “berapa uang yg kau bawa?”

Anak muda itu masih menjawab sama dengan jawaban tempo hari. “ya,
aku membawa uang 400 dirham”

Mendengar jawaban yg sama seperti kemarin dari anak muda yg dilepasnya itu, si kepala perampok menjadi ragu. Untuk menguji kebenaran ucapan anak muda itu, dia menyuruh utk mengeluarkan uang tersebut.

Teryata anak muda itu dengan lugu menyerahkan seluruh uangnya kepada kepala perampok itu. Hal ini membuat kepala perampok tertegun. Dengan nada heran dia bertanya, “mengapa kau berlaku jujur, dan tidak berbohong kepadaku, padahal kau tahu uang itu akan kurampok.

Dengan polos hati anak muda itu menjawab, “ibuku menuntut janjiku supaya aku bersikap jujur kepada siapapun.

Dengan ijin Allah, hati si perampok yg kejam itu tersentuh. Dengan penuh penyesalan dan haru, si perampok itu berkata, “anak muda, aku terharu dengan ketaatanmu kepada ibumu. Sedangkan aku sudah tidak taat kepada Allah, bahkan tidak segan segan menghianati janjiku kepadaNya.

"Anak muda, bawalah uangmu itu dan berjalanlah dengan aman. Aku berjanji akan bertobat kepada Allah dengan tobat nasuha”.

Pada sore harinya, para anak buah perampok tersebut, membawa barang rampasan kepada si kepala perampok. Tapi alangkah terkejutnya mereka ketika melihat pemimpinnya sedang menangis. Melihat anak buahnya kebingungan, menyaksikan dirinya menangis, maka dia segera berkata, “anak buahku, Allah memerintahkan kepada kita supaya mengembalikan amanat itu kepada pemiliknya.

Mendengar perkataan itu, anak buah si perampok sejenak tertegun.

Selama ini mereka tidak pernah mendengar ucapan semacam itu dari mulut pemimpinnya. Sebagai anak buah yg selalu patuh kepada pemimpinnya, mereka serentak berkata, “kalau tuan sebagai pemimpin sudah menyatakan tobat, maka kami pun sebagai anak buah menyatakan bertobat juga”.

Akhirnya mereka, kelompok perampok yg semula sangat ditakuti masyarakat karena kekejamannya itu kini kembali ke tengah tengah masyarakatnya sebagai muslim yg baik.



Ambilah waktu untuk kita renungkan, bagaimana pemuda itu bisa mengubah hati si perampok utk kembali ke jalan Allah.

Terlebih lagi kita patuh terhadap Allah dan orang tua kita.

Memang di zaman modern ini kita tidak mudah mengubah hati seseorang dengan berperilaku demikian, tapi apa salahnya kita berprilaku jujur?
Bahkan banyak sekali manfaatnya dan membawa kebaikan.

Berperilaku jujur (shiddiq) juga merupakan salah satu sifat yg dimiliki tokoh idola kita dan itu sangat dianjurkan utk kita.

Dengan berprilaku jujur, insyaAllah kita akan diberikan keselamatan oleh Allah.

by : SOLITE (Cerdas, Bersahabat, dan Bermanfaat)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar